Mengenai Saya

Foto saya
2001 saya mengawali karir sebagai sales dan konsultan alat bantu mendengar di salah satu perusahaan terbesar di bidang ini..pada awalnya karir saya mulus-mulus aja..tapi karena kurang syukur dan kurang sabar karir pun hilang..lepas.tepatnya 2006akhir.panjang dech klo harus diceritakan.kesalahan patal yang berawal dari niat baik menolong orang yang kurang mampu untuk membeli alat bantu mendengar ( maklum untuk mendapatkan alat bantu mendengar kita harus merogoh kocek agak dalam )saya malah terpeleset "tamak"dan keluar dari niat baik menolong malah jadi berniat mengambil keuntungan yang besar..ajab dech yang didapat.kapan2 pinsyaallah saya akan ceritakan semua sabar ya..sekarang saya memulai karir sebagai konsultan lagi, dan blog ini saya tujukan sebagai forum diskusi dan saling mengajak untuk mensyukuri nikmat pendengran karena ga sedikit saudara kita yang mengalami kekurangan pendengran dan kesulitan pula mencari solusinya

23 Mei 2009

PEMERIKSAAN PENDENGARAN

PEMERIKSAAN PENDENGARAN
Dengan melakukan pemeriksaan pendengaran kita dapat
mengetahui :
.Apakah seseorang kurang pendengaran atau tidak.
.Sifat ketuliannya, tuli konduksi ataukah tuli persepsi.
.Derajat ketuliannya atau besar kekurang pendengarannya.

Dengan diketahui sifat ketulian berarti diketahui pula letak
kelainan, sehingga dapat ditentukan apakah perlu tindakan
operasi, pemberian obat-obatan saja atau hanya dapat
ditolong oleh Alat Pembantu Mendengar (APM) atau hearing aid
Macam-macam test pendengaran:

1. Tes suara bisik
Caranya ialah dengan membisikkan kata-kata yang dikenal
penderita dimana kata-kata itu mengandung huruf lunak dan
huruf desis. Lalu diukur berapa meter jarak penderita dengan
pembisiknya sewaktu penderita dapat mengulangi kata-kata yang
dibisikan dengan benar.
Pada orang normal dapat mendengar80% dari kata-kata yang dibisikkan pada jarak 6 s/d 10 meter.Apabila kurang dari 5 - 6 meter berarti ada kekurang
pendengaran. Apabila penderita tak dapat mendengarkan kata-
kata dengan huruf lunak, berarti tuli konduksi. Sebaliknya bila
tak dapat mendengar kata-kata dengan huruf desis berarti tuli
persepsi.
Apabila dengan suara bisik sudah tidak dapat mendengar dites
dengan suara konversasi atau percakapan biasa. Orang normal
dapat mendengar suara konversasi pada jarak 200 meter.

2.Tes Garpu Suara
Dengan garpu suara frekuensi 64, 128, 256, 512, 1024, 2048
dan 4096 hz, dibunyikan dengan cara tertentu lalu disuruh
mendengarkan pada orang yang dites.
Bila penderita banyak tak
mendengar pada frekuensi rendah berarti tuli konduksi. Bila
banyak tak mendengar pada frekuensi tinggi berarti tuli persepsi
Kemudian dengan garpu suara frekuensi 256 atau 512 hz
dilakukan tes-tes Rinne, Weber dan Schwabach sehingga lebih
jelas lagi apakah tuli penderita dibagian konduksi atau persepsi

3.Tes dengan Audiometer
Hasil dari tes pendengaran dengan audiometer ini digambar
dalam grafik yang disebut audiogram. Apabila pemeriksaan
dengan audiometer ini dilakukan, tes-tes suara bisik dan garpu
suara tak banyak diperlukan lagi, sebab hasil audiogram lebih lengkap.
Dengan audiometer dapat dibuat 2 macam audio-gram :
.Audiogram nada murni (pure tone audiogram)
.Audiogram bicara (speech audiogram)
Dengan audiometer dapat pula dilakukan tes-tes :
tes SISI (Short Increment Sensitivity Index), tes Fowler
dimana dapat diketahui bahwa kelainan ada di koklear atau
bukan.
tes Tone Decay dimana dapat diketahui apakah kelainan
dibelakang koklea (retro cochlear) atau bukan. Kelainan retro
coklear ini misalnya ada tumor yang menekan N VIII
Keuntungan pemeriksaan dengan audiometer kecuali dapatditentukan dengan lebih tepat lokalisasi kelainan yang me-nyebabkan ketulian juga dapat diketahui besarnya ketulianyang diukur dengan satu db (desibel).

4. Tes dengan Impedance meter
Tes ini paling obyektif dari tes-tes yang terdahulu. Tes ini hanya memerlukan sedikit kooperasi dari penderita sehinggapada anak-anak di bawah 5 tahun pun dapat dikerjakan dengan baik. Dengan mengubah-ubah tekanan pada meatus akustikus ekterna (hang telinga bagian luar)dapat diketahui banyak tentang keadaan telinga bagian tengah (kavum timpani). Dari pemeriksaan dengan Impedancemeter dapat diketahui :
.Apakah kendang telinga (membrana timpani) ada lobangatau tidak.
.Apakah ada cairan (infeksi) di dalam telinga bagian tengah?
.Apakah ada gangguan hubungan antara hidung dan telinga bagian tengah yang melalui tuba Eustachii.
.Apakah ada perlekatan-perlekatan di telinga bagian tengah akibat suatu radang.
.Apakah rantai tulang-tulang telinga terputus karena kecelakaan (trauma kepala) atau sebab infeksi.
.Apakah ada penyakit di tulang telirigastapes (otosklerosis).
.Berapa besar tekanan pada telinga bagian tengah